Sabtu, 24 Maret 2012

ANALISIS IKLIM DAERAH NEW DELHI INDIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kondisi keruangan akan menjawab tentang komponen keruangan yang mempunyai kontribusi terhadap variasi unsure-unsur iklim, seperti sifat permukaan bumi, materi penyusunya dan letak atau lokasi akan menjawab tentang posisi di antara ruang lainnya yang juga mempunyai komponen penyusun keruangannya sendiri, sehingga memberikan kontribusi kepada kompleks wilayah yang di dalamnya terjadi hubungan sebab akibat sampai membentuk iklim tertentu.
Suatu negara atau wilayah  mempunyai kondisi iklim yang berbeda-beda. India merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Selatan yang terletak sepenuhnya pada Lempeng India di bagian utara Lempeng Indo-Australia. Negara ini terletak di utara khatulistiwa antara  8º LU-37º LU dan 68º BT-97º BT. Negara india mempunyai luas wilayah sebesar 3.316.500 KM2 dengan batas-batas sebelah utara adalah Nepal, Bhutan, dan Cina. Sebelah timur adalah Bangladesh, Myanmar, dan Teluk Benggala. Selatan adalah Sri Langka dan Samudera Hindia. Sebelah Barat adalah Pakistan dan Laut Arab. Ibukota India adalah New Delhi yang dengan letak astronomis lintang 28º 35’N dan bujur 77º 12’E.
Makalah ini akan melakukan perhitungan secara spesifik mengenai iklim wilayah New Delhi yang merupakan ibukota India. Hal tersebut dimaksudkan karena wilyah india yang dengan kondisi iklim yang beragam yang tergantung dari letak lintangya maka penulis menitikberatkan untuk melakukan di salah satu wilayah India saja. Dalam makalah ini wilayah New Delhi yang akan diperhitungkan dan dijelaskan yang selanjutnya akan diketahui kondisi perikliman di wilayah tersebut.
.



B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana iklim New Delhi berdasarkan Analisis Iklim Matahari,  Fisis, Koppen, Thornthwaite, Mohr, Schmidt dan Ferguson, Oldeman?
2.    Bagaimana iklim New Delhi berdasarkan Analisis Iklim Evapotransirasi?
3.    Faktor apa saja yang mempengaruhi iklim New Delhi?

C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui iklim New Delhi berdasarkan Analisis Iklim Matahari, Fisis, Koppen, Thornthwaite, Mohr, Schmidt dan Ferguson, Oldeman.
2.    Untuk mengetahui iklim New Delhi berdasarkan Analisis Iklim Evapotransirasi Thornthwaite.
3.    Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi iklim New Delhi




















BAB II
PEMBAHASAN

Tabel Suhu dan Curah Hujan New Delhi
Bulan
Suhu Rata-Rata (°C)
Curah Hujan  (mm)
Januari
14,2
20,3
Februari
17,15
15
Maret
22,7
15,8
April
28,85
6,7
Mei
32,75
17,5
Juni
33,8
54,9
Juli
30,85
231,5
Agustus
29,6
258,7
September
28,85
127,8
Oktober
26,2
36,3
Nopember
20,55
5
Desember
25,1
7,8
TOTAL
310,6
797,3
Rata-rata
25,88333333
66,44166667

KLASIFIKASI IKLIM
a.      Analisis Iklim Matahari
Adalah pembagian iklim berdasarkan banyaknya radiasi yang diterima oleh permukaan bumi dibeberapa tempat. Karena posisi matahari yang miring 23,5°, maka selama berevolusi terjadi perubahan posisi matahari terhadap bumi. Pembagian iklim matahari adalah sebagai berikut:
1.      Iklim Tropik (23,5°LU-23,5°LS)
Iklim tropik mempunyai ciri adanya suhu yang tinggi sepanjang tahun. Amplitude suhu tahunan kecil, permusiman berdasarkan perbedaan curah hujan.

2.      Iklim Subtropik (23,5°LU-40°LU dan 23,5°LS-40°LS)
Mempunyai ciri amplitudo suhu tahunan yang lebih besar daripada iklim tropik. Tetapi suhu tertinggi bulanan tidak diimbangi dengan curah hujan yang tinggi seperti pada iklim tropik. Pada daerah iklim subtropik banyak terjadi gurun.
3.      Iklim Sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS)
Mempunyai ciri yang lebih menonjol yaitu adanya amplitudo suhu tahunan yang lebih besar sehingga pada daerah iklim sedang terdapat permusiman berdasarkan perbedaan suhu.
4.      Iklim Kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LU-90°LS)
Mempunyai ciri suhu udara yang sangat dingin sepanjang tahun,sebab musim panas yang pendek, tetapi musim dingin yang panjang.

v  Letak astronomis New Delhi adalah pada titik  28°35’LU dan 77°12’ BT sehingga menurut analisis Iklim Matahari New Delhi termasuk pada iklim Subtropik.

b.      Analisis Iklim Fisis
Dasar pembagian iklim fisis adalah kondisi fisik atau alam yang mempengaruhi iklim di daerah tersebut, yaitu:
1.      Iklim Laut, meliputi daerah yang dikelilingi atau berdekatan dengan laut
2.      Iklim Kontinen, terletak ditengah benua jauh dari pengaruh angin laut
3.      Iklim Ugahari dan Pegunungan, terdapat di pegunungan dan dataran tinggi
4.      Iklim Tundra, terdapat disekitar kutub.

v  Oleh karena New Delhi terletak tidak berdekatan dengan laut maka New Delhi termasuk dalam Iklim Kontinen.

c.       Analisis Iklim Koppen
Koepen membagi iklim menjadi lima kelompok. Dasar klasifikasinya menggunakan data suhu dan curah hujan rata-rata bulanan dan tahunan. Vegetasi dipandang sebagai instrument klimatologis, sehingga batas-batas tipe iklim sesuai dengan batas-batas vegetasi.
1.      Iklim A
New Delhi memiliki suhu bulan terdingin 14,2°C yaitu pada bulan Januari, sehingga New Delhi tidak termasuk dalam Iklim A karena Iklim A memiliki ciri bulan terdingin >18°C.
2.      Iklim B
Karena New Delhi memiliki curah hujan maksimum pada musim panas sehingga batas iklimnya: r <  2t
R = 79,73 cm
T = 25,883 → 2t= 51,766
Dengan demikian, r tidak lebih kecil dari 2t sehingga tidak memenuhi batas iklim B dan dapat disimpulkan bahwa New Delhi tidak termasuk dalam Iklim B
3.      Iklim C
Ciri-ciri iklim C adalah suhu rata-rata bulan terdingin <18°C dan rata-rata bulan terpanas >10°C. New Delhi memiliki rata-rata bulan terdingin 14,2°C dan rata-rata bulan terpanas 33,8°C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa New Delhi termasuk ke dalam Iklim C,
          Iklim C, suhu bulan terdingin <18°C tetapi > -3°C rata-rata suhu paling panas >10°C. iklim C mempunyai tiga tipe, yaitu:
·         Cf = tanpa musim kering, curah hujan bulan kering untuk musim panas >30 mm
·         Cw = musim kering dengan curah hujan rata-rata tiap bulan  musim dingin terkering <30 mm.
·         Cs = Musim dingin yang kering dan curah hujan bulan musim panas terkering <30 mm.
v  Jadi, New Delhi termasuk dalam iklim Cw.
4.      Iklim D        
Merupakan kelompok iklim hutan bersalju dingin, rata-rata suhu bulan terdingin <-3°C, rerata suhu bulan terpanas >10°C ada dua tipe iklim D:
·         Df = iklim dingin dengan musim dingin humid, tidak mempunyai musim kering, curah hujan bulan terkering >30 mm.
·         Dw = iklim dingin dengan musim dingin yang kering.
Karena rata-rata suhu bulan terdingin New Delhi > -3°C dan rata-rata suhu bulan terpanas > 10°C, maka New Delhi tidak termasuk dalam iklim D.
5.      Iklim E
merupakan iklim kutub, rata-rata bulan terpanas <10°C. Oleh karena itu, New Delhi tidak termasuk dalam iklim E.

d.      Analisis Iklim Mohr
Berdasar penelitian tanah, Mohr membagi tiga derajat kelembaban dari bulan-bulan sepanjang tahun, yaitu:
a.         Bulan Basah; jika bulan tersebut memiliki curah hujan >100mm
b.         Bulan Lembab; jika bulan tersebut memiliki curah hujan antara 60 mm-100 mm
c.         Bulan Kering; jika bulan tersebut memiliki curah hujan <60mm
Kemudian digolongkan menjadi 5 iklim:
a)         Golongan I : daerah basah, yaitu daerah yang hampir tidak terdapat bulan kering
b)        Golongan II : daerah agak basah, yaitu daerah dengan 1-2 bulan kering
c)         Golongan III : daerah agak kering, yaitu daerah dengan 3-4 bulan kering
d)        Golongan IV: daerah kering, yaitu daerah dengan 5-6 bulan kering
e)         Golongan V: daerah sangat kering, dengan bulan kering >6 bulan
       New Delhi memiliki bulan basah sebanyak 3 bulan yaitu pada bulan Juli, Agustus, dan September. Serta bulan kering sebanyak 9 bulan yaitu pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Oktober, November, dan Desember.
v  Berdasakan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa New Delhi termasuk dalam golongan V yaitu daerah sangat kering, dengan bulan kering > 6 ( 9 bulan)

e.       Analisis Iklim Schmidt dan Ferguson
     Schmidt dan Ferguson menentukan bulan kering dengan menghitung jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah baru kemudian diambil rata-ratanya.
      Q = %
Tabel Klasifikasi Iklim Schmidt dan Ferguson
Tipe
Q
Condition
A
< 14,3
Daerah sangat basah, hutan hujan tropis

B
14,4 – 33,3
Daerah basah, hutan hujan tropis

C
33,3 – 60,0
Somewhat wet region, deciduouos forest in dry season

D
60,0 – 100,0
Moderately climate, seasonal forest

E
100,0 – 167,0
Somewhat dry climate, hutan savanna

F
167,0 – 300,0
Iklim kering, hutan savanna

G
300,0 – 700,0
Iklim sangat kering, grass

H
>700,0
Iklim sangat kering, grass


Sehingga New Delhi → Q =
= x 100
= 300
v  Maka dari analisa iklim Schmidt dan Ferguson, dapat disimpulkan bahwa New Delhi termasuk tipe F dan tipe G  karena nilai Q didapat 300 yang merupakan batas tertinggi tipe F dan batas terendah tipe G.


f.       Analisis Iklim Oldeman
Klasifikasi iklim menurut Oldeman didasarkan pada keberurutan bulan basah dan bulan kerig tanpa memperhitungkan suhu. Oldeman menetapkan bahwa bulan basah dengan curah hujan >200 mm, sedangkan bulan kering dengan curah hujan <100 mm sedangkan curah hujan antara 100-200 mm merupakan bulan lembap. Oldeman membuat klasifikasi iklim dengan tujuan membantu usaha pertanian terutama tanaman padi, berdasarka urutan bulan basah dan bulan kering.
Tabel Klasifikasi Iklim Oldeman
Main Type
W.M Consecutive
Sub Division
Dry month respetively
A
>9
1
<2
B
7 – 9
2
2-3
C
5 – 6
3
4-6
D
3 – 4
4
>6
E
<3



v  New Delhi memiliki 9 bulan kering (berturut-turut yaitu pada mulai bulan Oktober sampai dengan Juni), 2 bulan basah, dan 1 bulan lembab, sehingga New Delhi termasuk pada Tipe Iklim E4.

g.      Analisis Iklim Thornthwaite
       Thornthwaite membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat penting untuk tanaman, selain curah hujan juga intensitas penguapan.
Rumus:
P-E = 115 (P/T-10)10/9
P-E = keefektifan curah hujan



Tabel Golongan Kelembapan Menurut Thornthwaite
Golongan Kelembaban
Keefektifan Tanaman
Indeks P-E
A.    Basah
Hutan Hujan
>127
B.     Lembab
Hutan
64 – 127
C.     Sub Humid
Padang Rumput
32 – 63
D.    Semi Arid
Steppa
16 – 31
E.     Arid
Gurun
<16

Selain itu, Thornthwaite mengemukakan adanya efisiensi panas (suhu) dengan
Rumus Ratio T-E =
Tabel Golongan Suhu Menurut Thornthwaite
Golongan Suhu
Indeks T-E
A’ = tropis
>= 128
B’ = mesothermal
64 – 127
C’ = microthermal
32 – 63
D’ = taiga
16 – 31
E’ = tundra
1 – 15
F’ = salju abadi
0

Masing-masing golongan kelembapan dan golongan suhu dikonfirmasikan dengan penyebaran curah hujan musiman. Penyebarab curah hujan musiman dibedakan:
r = curah hujan banyak pada setiap musim
s = defisit curah hujan pada musim panas
w = defisit curah hujan pada musim dingin
d = defisit curah hujan pada setiap musim
Analisis Iklim New Delhi menurut Thornthwaite
Suhu Rata-Rata (°C)
Suhu Rata-Rata (°F)
Curah Hujan  (mm)
Curah Hujan (inc)
Thornthwaite
Ratio T-E
Januari
14,2
57,56
20,3
0,812
1,249115187
6,39
Februari
17,15
62,87
15
0,6
0,793454848
7,7175
Maret
22,7
72,86
15,8
0,632
0,693551348
10,215
April
28,85
83,93
6,7
0,268
0,223267035
12,9825
Mei
32,75
90,95
17,5
0,7
0,586602087
14,7375
Juni
33,8
92,84
54,9
2,196
2,036626763
15,21
Juli
30,85
87,53
231,5
9,26
10,84673867
13,8825
Agustus
29,6
85,28
258,7
10,348
12,67992012
13,32
September
28,85
83,93
127,8
5,112
5,909538281
12,9825
Oktober
26,2
79,16
36,3
1,452
1,571728149
11,79
Nopember
20,55
68,99
5
0,2
0,207268331
9,2475
Desember
25,1
77,18
7,8
0,312
0,294022606
11,295
TOTAL
310,6
943,08
797,3
31,892
37,09183342
139,77
Rata-rata
25,8833333
78,59
66,4416667
2,6576667
SUB HUMID
TROPIS
C
A'

Ø  Peranan Evapotranspirasi Dalam Menentukan Imbangan Air
 Merupakan transfer  air dari permukaan air bebas ke atmosfer. Evaporasi membutuhkan panas yang digunakan untuk mengubah wujud dari cair menjadi gas, tetapi tidak mempengaruhi suhu gas itu sendiri. Evaporasi merupakan istilah bentuk penguapan yang terjadi dari permukaan air bebas ditambahkan dengan penguapan dari stomata daun (transpirasi).
Evaporasi potensial adalah kesanggupan evapotranspirasi di bawah kondisi meteorology dan bila ada tambahan air yang cukup (irigasi atau curah hujan) untuk pertumbuhan optimum tanaman. Evaporasi aktual adalah evapotranspirasi pada kondisi air tersedia. Sehingga dengan demikian mengetahui besarnya evapotranspirasi dapat mengantisipasi bentuk perlakuan kepada daerah yang bersangkutan.


Evapotranspirasi menurut  thornthwaite
1)      PRINSIP
Ep*  : evapo-transpirasi potensial (belum terkoreksi)………………….mm/bulan
Ep    : evapo-transpirasi potensial (sudah terkoreksi)………………….mm/bulan
F      : faktor koreksi panjang hari dan bulan
i       : indeks panas bulanan
I       : indeks panas tahunan.

I = [Tn/5] 1.514  
I =  12∑ I        
 
Ep* = 1.6 a           
A= 675x10-9 I3- 771 X10-7 I2+178 X I+0,493
Ep= f x Ep*          
Lintang New Delhi 28°35’LU
Tabel Evapotranspirasi Menurut Thornthwaite
BLN
P
T
I
F
EP'
EP
P-EP
1
20,3
14,2
4,856506
0,91
13,87656
12,62767
7,672334
2
15
17,15
6,463017
0,88
27,62998
24,31439
-9,31439
3
15,8
22,7
9,880583
1,03
76,84913
79,15461
-63,3546
4
6,7
28,85
14,20431
1,07
184,3619
197,2672
-190,567
5
17,5
32,75
17,21034
1,16
292,7123
339,5463
-322,046
6
54,9
33,8
18,05258
1,16
328,4327
380,9819
-326,082
7
231,5
30,85
15,72142
1,18
235,3628
277,7281
-46,2281
8
258,7
29,6
14,76709
1,13
202,3935
228,7046
29,99536
9
127,8
28,85
14,20431
1,02
184,3619
188,0491
-60,2491
10
36,3
26,2
12,2763
0,98
129,675
127,0815
-90,7815
11
5
20,55
8,498779
0,9
53,4526
48,10734
-43,1073
12
7,8
25,1
11,50444
0,9
116,8899
105,2009
-97,4009
JML
797,3
147,6397
2008,764
-1211,46

Indeks Kekeringan ( Ia)
60,3089
60,3089 (harga negatif tidak diperhitungkan)
Merujuk ke tabel harga Ia, disimpulkan bahwa defisit air besar karena indeks kekeringan New Delhi > 33 yaitu 60,3089 dan dapat diambil garis besar bahwa defisit air terjadi pada setiap musim. Oleh karena itu, berdasar penyebaran curah hujan musiman, New Delhi termasuk pada klasifikasi iklim d. Meskipun terdapat 1 bulan pada musim panas dan dingin tidak terjadi defisit air.
Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan analisisis iklim Thornthwaite. New Delhi beriklim CA'd (tropis sub humid defisit curah hujan).












 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IKLIM NEW DELHI
Berdasarkan analisa beberapa iklim yang telah dipaparkan pada bahasan sebelumnya, dapat diambil garis besar bahwa New Delhi beriklim kering dengan vegetasi rumput. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
a.      Suhu udara dan curah hujan
New Delhi berada di belahan bumi bagian utara yakni pada lintang 28°35’LU. Pada lintang itu hampir seluruhnya menerima panas dengan jumlah besar sehingga panjang siang lebih besar dari panjang malam yaitu sekitar 13 jam. Tingkat insolasi yang tinggi membuat suhu New Delhi tinggi pula. Suhu maksimum New Delhi pada musim panas terjadi di bulan Juni yakni 33,8°C dan minimum di bulan Januari yakni 14,2°C.
Di New Delhi, selisih curah hujan terendah dan tertinggi cukup besar. Curah hujan tetinggi pada musim panas yaitu pada bulan Agustus dengan suhu 29,6°C dan curah hujannya sebesar 258,7 mm. Namun, terjadi defisit air yang besar karena tingkat evaporasinya lebih tinggi dari tingkat presipitasi. Hal ini dikarenakan suhu New Delhi yang tinggi.
Kondisi suhu dan curah hujan tersebut mempengaruhi vegetasi di New Delhi, sehingga vegetasi yang cocok di daerah tersebut adalah vegetasi yang berjenis rumput (padang rumput). Hal ini setara dengan indeks P-E menurut analisis iklim Thornthwaite sebesar 37,09 yang mengindikasikan bahwa New Delhi menurut golongan kelembabannya merupakan daerah sub humid.

b.      Tekanan Udara dan Angin
Sirkulasi atmosfer secara umum pada dasarnya disebabkan karena adanya ketidakseimbangan radiasi pada berbagai lintang bumi dan adanya efek coriolis. Pengaruh lintang bumi akan menyebabkan penyebaran tekanan udara, sehingga terdapat jalur-jalur tekanan yang mengikuti garis-garis lintang tertentu. Sel tropis (0°-30°LU/LS), adanya konvergensi angin dari belahan bumi utara dengan belahan bumi selatan mengakibatkan udara naik ke atas menimbulkan awan hujan, udara yang naik tersebut pada tropopause mengalami divergensi menuju kutub, tetapi kemudian turun pada lintang kuda (30°LU/LS). Udara turun mengalami pemanasan adiabatik, sehingga udara panas, kering, dan tidak berawan. Udara tersebut kemudian dibawa ke ekuator melewati New Delhi yang terletak pada lintang 28°35’LU dengan sedikit membawa uap air, sehingga New Delhi beriklim kering. Suhu berbanding terbalik dengan tekanan, di daerah tersebut mempunyai tekanan rendah sehingga suhu di wilayah tersebut tinggi.

c.       Keadaan Geografis
Peta India

New Delhi terletak antara rentang Gunung Himalaya dan Aravallis. Gunung-gunung di kisaran tersebut mencakup beberapa gunung tertinggi di dunia yang bertindak sebagai penghalang alami angin kutub yang dingin. Namun, pada musim dingin, Gelombang dingin dari wilayah Himalaya membuat musim dingin di New Delhi sangat dingin.
 Wilayah New Delhi berada tidak begitu dekat dengan laut. Sehingga sebagian besar terpengaruh oleh daratan bukan lautan. Daerah yang memiliki iklim kontinen, fluktuasi suhu lebih tinggi. Hal ini tampak pada julat suhu musim panas dan musim dingin yang tajam. Di New Delhi pada musim dingin suhunya 14,2 °C, sedangkan pada musim panas suhunya 33,8 °C.
Adanya hujan di daerah New Delhi terjadi karena pengaruh angin muson. Pada musim panas, di benua mengalami tekanan rendah karena suhunya tinggi. Akibatnya, angin berhembus dari lautan ke benua. Sebaliknya pada musim dingin, angin berhembus dari benua ke lautan. New Delhi dipengaruhi oleh angin muson dari lautan India. Angin tersebut  membawa uap air dan setelah melewati New Delhi dihalangi oleh pegunungan Himalaya sehingga terjadi kondensasi kemudian hujan di daerah New Delhi.



























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Berikut adalah hasil analisis iklim New Delhi:
a.       Berdasar Analisis Iklim Matahari, New Delhi termasuk pada Iklim Subtropik.
b.      Berdasar Analisis Iklim Fisis, New Delhi termasuk pada Iklim Kontinen.
c.       Berdasar Analisis Iklim Koppeen, New Delhi termasuk pada Iklim Cw.
d.      Berdasar Analisis Iklim Mohr, New Delhi termasuk pada Iklim Golongan V (daerah sangat kering).
e.       Berdasar Analisis Iklim Schmidt dan Ferguson, New Delhi termasuk tipe F atau G.
f.       Berdasar Analisis Iklim Oldeman, New Delhi termasuk pada Iklim E4.
g.      Berdasar Analisis Iklim Thornthwaite dan Analisis Evapotranspirasinya, New Delhi termasuk pada Iklim CA’d (Tropis Sub Humid) dan defisit air tiap musimnya.
2.      Faktor yang mempengaruhi iklim New Delhi adalah suhu, curah hujan, tekanan, angin dan keadaan geografis.















DAFTAR PUSTAKA
Utomo, Dwiyono Hari. 2009. Meteorologi Klimatologi dalam Studi Geografi.  Malang: IKIP Malang.

1 komentar:

  1. kak, itu mencakup semua daerah di India atau hanya di New Delhi saja?

    BalasHapus