A.
Profil
Kabupaten Jombang
Wilayah
KabupatenJombang
terletak di antara 1120 03’45” sampai dengan 1120 27’21” bujur timur dan antar 07020’37” sampai dengan 70 46’45” lintang selatan. Secara geografis
Kabupaten Jombang tidak berbatasan dengan pantai, hanya berbatasan dengan
wilayah Kabupatenlainnya :
uudfddf
§ Sebelah Utara : KabupatenLamongan
§ Sebelah Timur : KabupatenKediri dan
Kabupaten Malang
§ Sebelah Selatan : KabupatenMojokerto
§ Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk
Profil
Singkat
Nama Resmi
: KabupatenJombang
Ibukota : Jombang
Propinsi : Jawa Timur
Luas
Wilayah : 1.159,50
Km2
Jumlah
Penduduk:
Jumlah penduduk
KabupatenJombang pada tahun 2009 akhir mencapai 1.348.199 jiwa, terdiri atas
384.708 jiwa atau 28,15 % tinggal di wilayah perkotaan dan 741.915 jiwa atau
72,85 % tinggal di wilayah pedesaan
Wilayah
Administrasi:KabupatenJombang terdiri dari 21 Kecamatan, 4 kelurahan, 302
desa dan 1.258 dusun yang tersebar di seluruh Kabupaten
B.
Pilar-Pilar
Pengembangan Wilayah di Kabupaten Jombang
1.
Aspek
Ruang (Space)
Secara admnistrasi KabupatenJombang terdiri dari 21 Kecamatan, 4 kelurahan, 302
desa dan 1.258 dusun yang tersebar di seluruh Kabupaten, apabila di lihat dari
data dibawah ini desa yang terbanyak terdapat pada Kecamatan Sumombito yakni 21desa sedangkan
jumlah desa tersedikit terdapat pada Kecamatan Wonosalam yakni 9 desa saja.
Padahal dalam data, Kecamatan Sumombito merupakan wilayah dengan luas terluas
dengan kata lain Kecamatan Wonosalam terdapat desa dengan luas desa yang sangat
luas. Berikut ini adalah jumlah desa dan
dusun pada setiap Kecamatan di Kabupaten Jombang.
Jumlah
Desa dan Dusun Menurut Kecamatan
Di
Kabupaten Jombang Tahun 2009
No
|
Kecamatan
|
Jumlah Desa
|
Jumlah Dusun
|
1
|
Bandar
Kedungmulyo
|
11
|
42
|
2
|
P e r a k
|
13
|
36
|
3
|
Gudo
|
18
|
75
|
4
|
Diwek
|
20
|
100
|
5
|
Ngoro
|
13
|
82
|
6
|
Mojowarno
|
19
|
68
|
7
|
Bareng
|
13
|
50
|
8
|
Wonosalam
|
9
|
48
|
9
|
Mojoagung
|
18
|
60
|
10
|
Sumobito
|
21
|
76
|
11
|
Jogoroto
|
11
|
46
|
12
|
Peterongan
|
14
|
56
|
13
|
Jombang
|
20
|
72
|
14
|
Megaluh
|
13
|
41
|
15
|
Tembelang
|
15
|
65
|
16
|
Kesamben
|
14
|
61
|
17
|
Kudu
|
11
|
47
|
18
|
Ngusikan
|
11
|
39
|
19
|
Ploso
|
13
|
50
|
20
|
Kabuh
|
16
|
87
|
21
|
Plandaan
|
13
|
57
|
|
Jumlah
|
306
|
1.258
|
Sumber :Kabupaten Jombang dalam angka 2010
Kondisi geologi Kabupaten Jombang dan
sekitarnya termasuk jenis Holosen Alluvium dan sebagian Plistosen Fasein
Jombang gamping. Untuk jenis tanah Kota Jombang dan sekitarnya bertekstur
lempung, lempung pasir dan napal atau termasuk jenis tanah pada kompleks
mediteran coklat kemerahan dan litosol sehingga sebagian
besar wilayah Kabupaten Jombang
merupakan wilayah datar hingga bergelombang. Kecamatan Bandar Kedungmulyo ,
Kecamatan Perak Kecamatan Gudo,
Kecamatan Diwek,
Kecamatan Ngoro,
Kecamatan Jodoroto, KecamatanPeterongan, Kecamatan Megaluh, KecamatanTembelang,
KecamatanKesamben, dan KecamatanPloso berada pada kemiringan lahan 0 - 2%.
Kecamatan Mojowarno dan Kecamatan Jombang berada pada
kemiringan 0 - 5%. Kecamatan Kabuh berada pada
kemiringan 0 - 40%. Kecamatan Bareng, Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Plandaan merupakan
Kecamatan yang mempunyai kemiringan bervariasi dari datar hingga terjal 0-
>40%. Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Kudu dan Kecamatan Ngusikan merupakan
wilayah yang berada pada kategori bergelombang
hingga terjal. Pola penggunaan lahan di Kabupaten Jombang sebagian besar
digunakan untuk areal sawah sebesar 43,21%, untuk permukiman/perumahan sebesar
24,03%, hutan sebesar 19,46%, tegal sebesar 11,74%, dan penggunaan lainnya
sebesar 1,56%.
Kabupaten Jombang termasuk ikut
dalam gerbang kertosusila yakni Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten dan Kota Mojokerto,
Kabupaten Jombang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten dan Kota Pasuruan. Pusat SWP
dengan pusat pelayanan di Kota Surabaya.
Dengan demikian pembagian wilayah
pengembangan di KabupatenJombang merupakan penjabaran dari
Satuan Wilayah Pengembangan
Jombang tersebut.
Dalam
tata ruang wilayah Kabupaten jombnag dibagi menjadi 5 (lima) wilayah
pengembangan (WP), batas pengembangan dibatasi bardasarka batas administrasi
wilayah tersebut. Tiap-tiap WP terdiri dari beberapa Kecamatan, kota, dan
pedesaan. Masing-masing WP mempunyai pusat
wilayah (WP) dan fungsi utama dalam kegiatan yang akan dikembangkan. Pusat WP
adalah perkotaan dengan fungsi pusat kota sebagai pusat pusat kegiatan lokan
(PKL). Fungsi WP mendefinisikan peran dan kedudukan WO dan pusat kegiatannya
terhadap wilayah pengembangan lainya di Kabupaten Jombang. 5 wilayah
pengembangan Kabupaten Jombang meliputi: WP Jombang, WP Mojoagung, WP Ploso, Wp
Bandar Kedungmulyo , WP Mojowarno.
1.
WP
Jombang
Tabel 1.1
Rencana Fungsi dan Sistem Kegiatan WP Jombang
KECAMATAN
|
FUNGSI WILAYAH
|
SISTEM KEGIATAN WILAYAH
|
Jombang
|
Pusat pelayanan pemerintahan, jasa komersil skala WP, pendidikan tinggi
dan menengah, serta kesehatan
|
Pemerintah
Perdagangan dan jasa perdagangan
|
Tembeleng
|
Pengembangan lokasi perdagangan, pendidikan, kesehatan dan pengembangan
kawasan perumahan perkotaan dan pemerintahan
|
Perdagangan dan jasa komersial
Pemerintahan
Pendidikan
Kesehatan
Pertanian
|
Jogoroto
|
Wilayah pengembangan perumahan dan wilayah pendukung ruang terbuka
perkotaan
|
Perdagangan dan jasa komersil
Pertanian
|
Peterongan
|
Pendukung perkotaan Jombang dalam perdagangan dan jasa komersil dan
pengembangan kawasan perumahan perkotaan
|
Perdagangan
Transportasi
Pariwisata
|
Diwek
|
Pengembangan kawasan pendidikan dan kawasan perumahan
|
Pendidikan
Perdagangan dan jasa komersil
Pariwisata
Industri
|
2.
WP Mojoagung
Tabel 1.2 Rencana Fungsi dan
Sistem Kegiatan WP Mojoagung
KECAMATAN
|
FUNGSI WILAYAH
|
SISTEM KEGIATAN WILAYAH
|
Mojoagung
|
Pusat pelayanan kegiatan koleksi dan distribusi barang dan jasa, yaitu
sebagai wilayah pengembangan terpadu dengan pusat kegiatan transportasi
wilayah.
|
Perdagangan dan jasa
Komersil
Transportasi
Pariwisata
Kehutanan dan perkebunan
Industri
|
Sumobito
|
Kawasan pengembangan pertanian, Ekploitasi potensi pertambangan, dan
industri kecil
|
Perdagangan
Industri kecil dan pergudangan
Transportasi
Pertanian di bagian barat
Pariwisata
|
Kesamben
|
Wilayah yang dipertahankan sebagai wilayah pertanian dan lokasi
eksploitas potensi pertambangan secara terbatas
|
|
3.
WP Ploso
Tabel 1.3 Rencana Fungsi dan
Sistem Kegiatan WP Ploso
KECAMATAN
|
FUNGSI WILAYAH
|
SISTEM KEGIATAN WILAYAH
|
Ploso
|
Pengembangan Kawasan Industri skala besar
|
Industri
Perdagangan
|
Kabuh
|
Pusat distribusi hasil perkebunan dan kehutanan
|
Perdagangan
Perkebunan
Industri dan pergudangan
|
Plandaan
|
Pengembangan kawasan kehutanan dan pertanian
|
Pertanian
Kehutanan
Pariwisata
|
Kudu
|
Pengembangan pergudangan dan pengembangan
kawasan perumahan industri
|
Kehutanan
Pariwisata
Pertanian
|
Ngusikan
|
Wilayah pengembangan kehutanan dan perkebunan
|
Kehutanan
Pertanian
|
4.
WP Bandar Kedungmulyo
Tabel 1.4 Rencana Fungsi dan
Sistem Kegiatan WP Jombang
KECAMATAN
|
FUNGSI WILAYAH
|
SISTEM KEGIATAN WILAYAH
|
Bandar Kedungmulyo
|
Perkembangan kawasan industri Manufaktur di bagian selatan wilayah
KabupatenJombang
|
Industri
Perdagangan
Pertanian
|
Megaluh
|
Wilayah pertanian
|
Pertanian
|
Perak
|
Wilayah pengembangan kawasan perumahan disekitar kawasan WP Jombang
|
Perdagangan
Pertanian
|
Gludo
|
Wilayah pengembangan industri kecil
|
Industri kecil
Pariwisata
|
5.
WP Mojowarno
Tabel 1.5 Rencana Fungsi dan
Sistem Kegiatan WP Mojowarno
KECAMATAN
|
FUNGSI WILAYAH
|
SISTEM KEGIATAN WILAYAH
|
Mojowarno
|
Pusat agribisnis wilayah Jombang
Sebagai pusat pengembangan agropolitan KabupatenJombang (agroolitan
center)
|
Perkebunan
Pariwisata
Kehutanan
Pertanian
Agribisnis
Agroindustri
|
Bareng
|
Pengembangan pertanian, perkebunan, industri kecil dan peternakan
|
Pendidikan
Pariwisata
|
Ngoro
|
Pengembangan pertanian khususnya kawasan peternakan
|
Pertanian
Perdagangan
|
Wonosalam
|
Wilayah yang diarahkan sebagai wilayah konservasi sumberdaya alam dan
pengembangan pariwisata daerah
|
Pariwisata
Kehutanan
Perkebunan
|
a.
Analisis
Berdasarkan
data diatas dapat dianalisis sebagai berikut:
Ø WP
Jombang
·
WP Jombang meliputi
wilayah administrasi Kecamatan Jombang, Kecamatan Peterongan, Kecamatan Tembelang,
Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Diwek.
·
Pusat WP Jombang:
Perkotaan Jombang
·
Fungsi:
ü WP Jombang merupakan wilayah pengembangan kawasan
perkotaan yang berperan sebagai Ibu Kota Kabupaten Jombang
ü Fungsi WP Jombang sebagai pusat pelayanan skala Kabupaten
yang meliputi: pusat pelayanan pemerintah, pendidikan dan kesehatan skala Kabupaten
Jombang. Kecamatan Jombang merupakan ibu kota Kabupaten,
oleh karena itu di daerah tersebut dikembangkan sebagai pusat pemerintahan,
pendidikan, dan kesehatan sebagai pusat pelayanan masyarakat.
·
Kegiatan ekonomi
yang dikembangkan adalah Sektor Perdagangan dan industri secara terbatas pada
lokasi yang telah ada pada skala kegiatan sampai dengan menengah serta luasan
lokasi secara terbatas. Di wilayah pengembangan
Jombang ini dikembangkan sektor perdagangan dan industri karena daerah
tersebut terletak pada jalur gerbang
Gerbang Kerta Susila.
·
Kegiatan non
ekonomi yang ditata sebagai konsekuensi dari peran dan fungsi WP sebagai pusat
pelayanan skala Kabupaten adalah kegiatan pendidikan,
kesehatan, dan pemerintahan skala Kabupaten. Sektor
perdagangan, perumahan, industri,
kegiatan pendididkan, kesehatan, dan pemerintahan skala Kabupaten dikembangkan
dibeberapa Kecamatan diatas karena Kecamatan-Kecamatan diatas berada dalam satu
wilayah yang berdekatan, dimana Kecamatan Jombang sebagai centralnya, dan Kecamatan
Tembelang, Diwek, Peterongan, dan Jogoroto merupakan daerah hinterland. Selain itu faktor
kependudukan juga menyebabkan sektor-sektor pendidikan, kesehatan, dan
perumahan dikembangkan didaerah ini.
Ø WP
Mojoagung
· WP Mojoagung meliputi wilayah administrasi Kecamatan Mojoagung,
Kecamatan Sumobito, Kecamatan Kesamben
· Pusat WP : Perkotaan Mojoagung
· Fungsi:
ü Sebagai wilayah pengembangan kawasan perekonomian terpadu
Kabupaten Jombang
ü Sebagai pusat koleksi dan distribusi (Perdagangan) skala Kabupaten
Jombang
· Kegiatan utama yang dikembangkan:
ü Perdagangan
ü Transportasi
ü Industri (Penempatan terbatas dan bersyarat)
Industri
yang dikembangkan adalah industri dengan skala kecil karena Mojoagung merupakan
daerah yang dilewati oleh jalur lintas propinsi sehingga banyak didirakan industri-industri
kecil sebagai pusat oleh-oleh
dan kerajinan tangan.
Ø WP Ploso
· WP Ploso meliputi wilayah administrasi Kecamatan Ploso, Kecamatan
Kudu, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kabuh, Kecamatan Plandaan
· Pusat WP: Perkotaan Ploso
· Fungsi:
ü Wilayah pengembangan kegiatan perkotaan dan bukan
pertanian dibagian utara Kabupaten Jombang
ü Merupakan wilayah pengembangan kegiatan industri skala besar
dan pusat industri hasil perkebunan dan kehutanan
· Kegiatan Utama yang dikembangkan:
ü Industri
ü Perdagangan
ü Perkebunan dan kehutanan
Didaerah
Plandaagan, Kudu, dan Ngusikan dikembangkan sektor kehutanan karena wilayah
tersebut berfungsi sebagai pemisah, pencegahan dari kegiatan industri besar
dengan kegiatan permukiman disekitarnya
ü Pariwisata
Didaerah
Kudu dan Plandagan dibangun waduk dibagian utara sungai Brantas yang berfungsi
menyediakan pelayanan air bersih serta dijadikan sektor pariwisata.
ü Pertanian
Pertanian
dikembangkan diwilayah ini karena wilayah atau lahan pertanian didaerah ini
sangat luas dan subur terutama di daerah Ploso.
Ø WP
Bandar Kedungmulyo
· WP Bandar Kedungmulyo meliputi wilayah admisitrasi Kecamatan Bandar
Kedungmulyo , Kecamatan Megaluh, Kecamatan Perak, Kecamatan Gudo
· Pusat WP: Perkotaan Bandar Kedungmulyo
· Fungsi WP Bandar Kedungmulyo :
ü wilayah pengembangan pusat permukiman perkotaan dibagian
selatan Jombang, karena kawasan tersebut dilalui
oleh jalur lintas Propinsi.
ü sebagai kawasan industri manufaktur
· Kegiatan utama yang dikembangkan:
ü Industri
ü Perdagangan
ü Pertanian
ü Pariwisata
Yang dikembangkan di
wilayah ini adalah industri, perdagangan, pariwisata, pertanian. Karena kawasan
tersebut dalam bidang aksibilitas pengangkutan barang industri mudah dalam
mengaksesnya karena dilalui jalan lintas tengah propinsi jadi dalam perdagangan
dan pariwisata merupakan daerah yang cocok untuk dikembangkan karena
aksibilitasnya mudah.
Ø WP Mojowarno
· WP Mojowarno meliputi wilayah administrasi Kecamatan Mojowarno,
Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Bareng, dan Kecamatan Ngoro
· Pusat WP: Perkotaan Mojowarno
· Peran dan fungsi utama WP Mojowarno:
ü WP Mojowarno adalah sebagai pusat pengembangan kawasan
agropolitan di Kabupaten Jombang
ü Sebagai wilayah pengembangan potensi Sumber Daya Alam dan
wilayah pengembangan pariwisata di wilayah Kabupaten Jombang. Dalam rangka
mendukung fungsi tersebut perlu dikembangkan pusat penelitian dan pendidikan
untuk pengembangan SDM yang diarahkan disektor Agrobisnis
· Struktur kegiatan utama: perkebunan, perdagangan,
pariwisata, kehutanan, agroindustri, dan pertanian. Wilayah
Mojowarno diprioritaskan sektor-sektor tersebut karena menghasilkan komoditi
seperti mete, kelapa, cengkeh, kapuk, kenanga, temulawak, lada, kencur, jahe,
serai, kunyit, lengkuas, pandan, kakao, tebu, tembakau Jawa, Virginia, dan
kopi. industri anyaman tetap dikelola untuk mengola hasil hutan.
2.
Aspek biofisik
Ekosisitem
Sektor Pertanian
Tanaman Bahan Makanan
Sub sektor ini
mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon,
ketela rambat, kacang kedele, sayur-sayuran, buah-buahan, kentang, kacang hijau,
tanaman pangan lainnya, dan hasil produk ikutannya. Termasuk pula di sini hasil
dari pengolahan yang dilakukan secara sederhana oleh petani yang bersangkutan
seperti beras tumbuk, gaplek, dan sagu. Data produksi diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, sedangkan data
harga seluruhnya bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten Jombang.
Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan cara
pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap kuantum produksi
dengan masing-masing hargannya, kemudian hasilnya dikurangi
dengan biaya antara
atas dasar harga yang berlaku pada setiap tahun. Biaya antara tersebut
diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output hasil Survei
Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000
dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada masing-masing
tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangkan dengan biaya antara
atas dasar harga konstan 2000.
Tanaman Perkebunan
1. Tanaman Perkebunan Rakyat
Sub sektor ini
mencakup komoditi tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat seperti jumbu
mente, kelapa, kopi, kapok, kapas, tebu, tembakau dan cengkeh. Cakupan tersebut
termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana seperti minyak
kelapa rakyat, tembakau olahan, kopi olahan dan teh olahan. Data produksi
diperoleh dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jombang sedangkan data
harga oleh BPS Provinsi Jawa Timur dan Dinas Perkebunan Daerah Provinsi Jawa
Timur. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan
produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transpor
yang digunakan diperoleh dari Tabel Input-Output Indonesia 2000. Sedang nilai
tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, sama
seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan.
2. Tanaman Perkebunan Besar
Sub sektor ini
mencakup kegiatan yang memproduksi komoditi perkebunan yang diusahakan oleh
perusahaan perkebunan besar. Komoditi yang dicakup di antaranya karet, teh,
kopi, kakao, minyak sawit, inti sawit tebu, rami, serat manila dan sebagainya.
Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun konstan
2000 sama seperti pada tanaman perkebunan rakyat.
Peternakan dan Hasil-hasilnya
Sub Sektor ini
mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil ternak,
seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba, telur, susu segar, serta hasil
pemotongan ternak. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang
dipotong, ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak netto. Data
mengenai jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telur
serta banyaknya ternak yang keluar masuk wilayah Kabupaten Jombang diperoleh
dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Jombang, sedangkan data harga
ternak diperoleh dari laporan harga produsen BPS Kabupaten Jombang. Nilai
tambah atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 dihitung dengan cara
pendekatan produksi, yaitu mengalikan terlebih dahulu kuantum produksi setiap
jenis ternak dengan harganya, kemudian dikurangi biaya antara masing-masing
komoditi yang diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Regional.
Kehutanan
Subsektor
kehutanan mencakup penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya dan
perburuan. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar,
arang dan bambu. Sedangkan pengambilan hasil hutan lainnya misalnya, rotan,
damar,kulit kayu, kopal, nipah, nibung, akar-akaran dan sebagainya. Hasil
perburuan binatang liar seperti babi rusa, penyu, buaya, ular, madu dan
lain-lain termasuk juga subsektor ini. Nilai tambah atas dasar harga berlaku
dan konstan 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah
terhadap outputnya.
Perikanan
Subsektor ini
mencakup semua hasil dari kegiatan perikanan laut, perairan umum, tambak,
kolam, sawah dan keramba, serta pengolahan sederhana (pengeringan dan
penggaraman ikan). Data mengenai produksi, dan nilai produksi diperoleh dari
laporan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Jombang. Sedang penghitungan
nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah bruto
terhadap output. Di mana Rasio nilai tambah diperoleh dari survei khusus.
4.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini
mencakup minyak mentah dan gas bumi, yodium, bijih mangan, belerang, serta
segala jenis hasil penggalian. Output sektor pertambangan dan penggalian
merupakan perkalian antara produksi dengan harga masing-masing, yang apabila
dikurangi dengan biaya antara diperoleh nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku,
sedangkan nilai tambah bruto penggalian atas dasar harga konstan adalah output
penggalian (menggunakan cara revaluasi) dikurangi biaya antara atas dasar harga
konstan 2000.
3.
Aspek Sosial Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi daerah diukur berdasarkan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). PDRB menurut lapangan usaha atau
menurut sektor produksi merupakan jumlah dari nilai tambah bruto yang
dihasilkan oleh unit kegiatan ekonomi yang beroperasi di suatu
wilayah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian data PDRB dapat pula menggambarkan kemampuan suatu wilayah
atau daerah mengelola sumber daya alam serta faktor produksi lainnya. PDRB
disajikan dengan dua cara. Pertama, PDRB atas dasar harga berlaku,
sedang yang kedua yaitu PDRB atas dasar harga konstan 2000 yang berguna untuk
melihat trend atau membandingkan besaran-besaran PDRB antar tahun.
Tabel
1
PDRB & Inflasi Kabupaten
Jombang 2000 – 2009
Dapat
dilihat bahwa perekonomian Jombang tujuh tahun terakhir terus membaik,
bahkan pada tahun 2008 ini meskipun inflasi kembali memanas dibanding tahun
sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku meningkat pesat dari Rp 9,7 Trilyun
menjadi Rp 11,3 Triliyun.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Melalui Tabel 2 melihat secara umum
bahwa antara 2000-2007 tampak perekonomian kita telah berada pada track
record yang benar dan terus mempertahankan momentum stabilitasnya. Tetapi
sayang pada triwulan terakhir tahun ini (2008) perekonomian dunia sedang
digoncang oleh krisis finansial global yang cukup mencemaskan. Hampir seluruh
Asia Tenggara mengalami kontraksi atau pertumbuhan minus. Alhamdulillah,
dampaknya bagi Indonesia ternyata tidak parah, bahkan masih bisa tumbuh
walaupun pertumbuhannya yang semula pada zona 6% kembali melorot menjadi
sekitar 4%. Penurunan tersebut tentunya dapat dipahami kalau juga terjadi di
Kabupaten Jombang, yang sebelumnya 6,07% (2007) menjadi 5,98% (2008), begitu
pula pada tahun 2009 menjadi 4,28%.
Tabel
2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jombang 2000 –
2010
Tampak bahwa setahun terakhir
sektor raksasa kita, yaitu sektor pertanian berjalan lebih cepat, bahkan hampir
seluruh sub sektornya kali ini berjalan seirama. Subsektor tanaman bahan
makanan lebih cepat dari 3,71% (2007) menjadi 3,89% (2008). Subsektor
Perkebunan dari 4,04% menjadi 4,10%, sub sektor peternakan dari 3,92% menjadi
3,95% dan yang paling prestisius adalah subsektor kehutanan langkahnya melebar
dari 4,82% menjadi 6,51%. Hanya subsektor
perikanan yang melambat yaitu dari 4,39% menjadi 1,24%. Sebaliknya sektor
perdagangan meskipun selama ini selalu lebar langkahnya kali ini melambat dari
8,76% menjadi 8,65%. Melambatnya sektor ini tentu merupakan efek permukaan dari
inflasi umum yaitu penurunan daya beli masyarakat. Sektor pertambangan dan
penggalian memperlambat langkahnya dengan berkurangnya permintaan pasar
internasional akan yodium. Sebaliknya sektor keuangan kecepatannya berkurang
dari 7,34 % menjadi 6,55 % karena pada tahun 2008 ini perbankan bertindak
hati-hati sesuai kebijakan BI. Selanjutnya adalah jasa-jasa swasta,
pertumbuhannya juga cukup memprihatinkan yaitu dari 7,17% menjadi 6,51%. Hal
ini tentunya punya dampak yang cukup luas, karena sektor ini juga memuat
subsektor informal yang menghidupi masyarakat kelas bawah.
Tabel 3
Laju Pertumbuhan
Sektoral Kabupaten Jombang 2001 – 2010
STRUKTUR
EKONOMI
Struktur ekonomi Kabupaten Jombang
bertumpu pada empat sektor utama yang secara tradisional menyangga ekonomi kita
sebagai penyerap tenaga kerja terbesar. Namun kalau kita lihat lebih jauh
peranan keempat sektor tersebut secara alamiah mengikuti trend bahwa sektor
pertanian akan terus mengecil peranannya sedang
kedua sektor yang lain, yaitu sektor industri pengolahan dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran akan selalu merupakan kebalikannya.
Selebihnya, sektor jasa-jasa berfluktuasi tanpa kaitan langsung dengan trend tersebut. Walaupun
demikian sebagai sikap pemulihan banyak orang menaruh harapan besar pada
agribisnis dan agroindustri sebagai pengembangan sektor pertanian, karena sudah
tidak tertarik lagi pada konsep pergeseran struktural dan “trickle down
effects” seperti yang sudah-sudah. Sekarang orang ramai-ramai bicara
tentang memperkuat landasan ”ekonomi kita”, yaitu ekonomi kerakyatan alias
pertanian, perdagangan informal dan koperasi yang merupakan tumpuan nafkah
sebagian besar penduduk.
Tabel
4
Empat
Sektor Dominan dalam Struktur Ekonomi Kabupaten Jombang 2000 – 2010
Tabel
5
Laju
Pertumbuhan Empat Sektor Dominan 2000 – 2010
Kawasan Tertinggal
Kawasan
tertinggal merupakan kawasan yang tidak mempunyai akses yang cukup terhadap pusat-pusat
pertumbuhan. Kawasan-kawasan
tertinggal seperti pada Kecamatan Ngoro, Mojowarno, Bareng, Sumombito, Megaluh,
Kudu, Ngusikan, Ploso, Kabuh, dan
Plandaan letaknya
jauh dari pusat kota yaitu Jombang. Kawasan yang mempunyai tradisi yang kuat
terhadap lingkungan sosialnya (adat-istiadat) . Kawasan dengan penguasaan
teknologi sangat tradisional menyebabkan informasi sulit masuk ke daerah itu
selain itu pelayanan masyarakat masih terbatas hanya terdapat rumah sakit skala
D di daerah-daerah tersebut, kemudian aksibilitas menuju daerah tersebut masih
sangat kurang dalam berbagai hal sehingga menyebabkan transpotrasi menjadi
terganggu.
Kawasan Cagar Budaya Mojopahit
Park
Kawasan Cagar Budaya Mojopahit
Park dikembangkan keberadaannya untuk melestarikan budaya-budaya yang telah ada
dikawasan sekitar Jombang ini. Selain itu pengembangan kawasan ini juga dapat
dijadikan sumber-sumber pendidikkan bagi masyarakat sekitar khususnya dan
masyarakat luar pada umumnya. Selain itu untuk mendorong pengembangan kawasan
Cagar Budaya Mojopahit Park ini, perlu memerhatikan (1) Akses dan Koneksitas
Regional (Jombang-Trowulan) yang merupakan rute wisata antara Situs Trowulan
Park-Agropolitan Mojowarno-Wisata Buah Wonosalam-wisata minat khusus dan religi
Diwek dan Gudo-wisata kerajinan dan wisata belanja Perak, (2) Pelestarian cagar
budaya yang merupakan peninggalan situs kerajaan Mojopahit di Kecamatan
Sumobito, Kecamatan Mojowarno, dan Kecamatan Mojoagung.
Kawasan Pondok Pesantren
Pada umumnya, Pondok Pesantren bergerak di bidang
pengembangan agama, dan berjalan sebagai lembaga yang otonom. Setiap Pondok
Pesantren bisa mempunyai nilai, struktur management, dan kegiatan yang sangat
berbeda-beda. Sebagai suatu lembaga pendidikan, Pondok Pesantren telah memberi
sumbangan besar terhadap pengembangan masyarakat disekitarnya. Namun demikian,
karena Pondok Pesantren merupakan lembaga keagamaan, sebagaian besar cenderung
kurang memerhatikan pengembangan ekonomi.
Usaha Pondok Pesantren mandiri maka dengan di tetapkan
sebagai kawasan strategis budaya, maka diharapkan pemusatan pondok pesantren
dapat memberikan posisi baik sekali untuk menjadi penganjur dan tempat
keunggulan baik dibidang keagamaan, pendidikkan, dan pengembangan ekonomi
seperti kerajianan dan pertanian. Dalam memeberikan dukungan kepada pondok
pesantren ini, pemerintah daerah dapat menetapkan penyediaan input melalui
Program Pengembangan Pondok Pesantren, sebagai bagian dari pembangunan bidang
agama dan keagamaan untuk mempercepat pencapaian visi Kabupaten Jombang.
4.
Aspek Sosial Budaya
Pendidikan
indeks
tingkat pendidikan kecamatan se-Kabupaten Jombang, diketahui bahwa indeks
tingkat
pendidikan
tertinggi diraih oleh Kecamatan Jombang dengan besaran 87,82. Sedangkan indeks
tingkat pendidikan terendah diraih oleh Kecamatan Kabuh dengan raihan sebesar
64,82. Berdasarkan hasil perhitungan indeks tingkat pendidikan juga diketahui
bahwa terdapat 6 kecamatan yang meraih status indeks tingkat pendidikan dengan
klasifikasi tingkat atas atau bertambah satu kecamatan bila dibandingkan dengan
capaian tahun
sebelumnya.
Keenam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Jombang, Peterongan, Diwek,
Jogoroto, Gudo dan Perak. Selain itu terdapat 15 kecamatan (71,43%) yang status
raihan indeks tingkat pendidikan-nya tergolong dalam klasifikasi tingkat
menengah atas serta masih terdapat 1 kecamatan yang status raihan indeks
tingkat pendidikan-nya masih tergolong tingkat menengah bawah yakni Kecamatan
Kabuh. Selengkapnya hasil perhitungan indeks tingkat pendidikan kecamatan
se-Kabupaten Jombang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel Indeks
Pendidikan Kecamatan se-Kabupaten Jombang Tahun 2010
5.
Aspek Sosial Politik
Salah
satu pilar pembangunan daerah adalah aspek sosial politik, dalam aspek sosial
politik di Kabupaten Jombang yang akan dibahas adalah struktur pemerintahan
yang menjalankan roda pemerintahan yang telah diamanatkan oleh rakyat Kabupaten
Jombang yang mana saat ini menjalani roda pemerintahan adalah masa jabatan
2008-2013. Saat itu bupati yang terpilih adalah Drs. H Suyanto, yang mana
setelah menjabat sebagai bupati daerah Kabupaten Jombang membentuk pemerintahan
yang baru untuk menjalankan roda pemerintahan dan pasti berhbungan dengan
pengembanga wilayah yang ada di Kabupaten. Adapun struktur unit kerja yang
terdapat pada Kabupaten Jombang adalah:
Ø BADAN
Ø BAGIAN
Ø DINAS
a. Dinas
kehutanan dan perkebunan
Ø INSPEKTORAT
a. Inspektorat
Ø KANTOR
Ø KECAMATAN
Ø PEMERINTAH
a.
Pemerintah Kabupaten
Jombang
Ø RUMAH
a.
Rumah sakit
Ø SEKRETARIAT
a.
Sekretarian Daerah
b.
Sekretariat DPRD
c.
Sekretariat KPU
Ø UPT
Ø UPTB
a.
Uptb Pemadakan Kebakaran
Ø UPTD
i.
Uptd Puskesmas
k. Uptd Skb
l.
Uptd Sman
m. Uptd Smkn
n. Uptd Smpn
Dengan
adaya unit-unit kerja yang menyokong roda pemerintahan di Kabupaten Jombang
diharapkan mampu membawa Kabupaten Jombang kearah yan lebih baik sesuai dengan
visi dan misi Kabupaten. Karena dengan adanya saling bekerja sama antar
unit-unit yang terkait maka tujuan perencanaan daerah akan terlaksana dengan
mudah dan sesuai rencana. Jadi sukses tidaknya rencana pembangunan suatu
wilayah itu tergantung juga terhadap orang-orang yang bekerja di balik itu
seperti para pemerintah daerah apabila mereka dengan teratur tanpa masalah
mustahil pengembangan suatu wilayah tidak terlaksana.
Suatu
pemerintahan yang tersusun dengan rapi pasti kebijakan-kebijakanya akan
mempermudah pengembangan wilayahnya guna mensejahterakan rakyatnya yang telah
memilih mereka ( pemerintah) sebagai
pengerak roda pemerintahan daerah. Dengan meratanya pengembangan wilayah suatu
daerah maka masyarakat daerah tersebut pasti akan merasakan sejahtera karena
bisa menikmati pengembangan tersebut.
sepertinya ada yang salah dng batas administrasinya.
BalasHapusuntuk batas timur : kabupaten mojokerto, untuk bTs selatan : kabupaten malang dan kabupaten kediri. mohon di cek ulang ya. trimakasih