BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sungai
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan makhluk hidup di dunia
ini. Makhluk hidup atau lebih khususnya manusia menggunakan sungai untuk
bermacam-macam aktivitas yang mendukung kehidupannya, yaitu: sumber air minum,
mandi, mencuci, transportasi, dll. Akan tetapi, sungai juga mampu memberikan
dampak yang negatif apabila manusia tidak mampu menjaga dan merawat sungai
sebagaimana layaknya.
Kali
Kedung merupakan salah satu sungai yang mengalir di Desa Dasri Kecamatan
Tegalsari Kabupaten Banyuwangi. Sungai ini telah banyak membantu masyarakat
desa untuk melakukan segala macam aktivitas yang berhubungan dengan sungai.
Namun, beberapa tahun terakhir sungai ini telah mengalami pendangkalan,
sehingga cukup mengganggu aktivitas penduduk. Salah satu dari damapak
pendangkalan adalah ketika turun hujan hujan yang lebat, maka debit air sungai
sampai meluap menggenangi jalan-jalan di sekitarnya. Meski tidak sampai
menggenangi rumah warga, luapan air sungai ini cukup mengganggu lalu lintas di
desa ini.
Oleh
karena itu, untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pendangkalan ini
terjadi maka perlu dilakukan suatu analisis pada DAS yang dijadikan penelitian.
Sehingga dapat dijadikan bahan masukan kepada pemerintah desa untuk turut serta
menanggulangi semua kerusakan-kerusakan yang terjadi di sungai ini.
B. TUJUAN
Tujuan
dari analisis ini adalah untuk mengetahui penyebab dari pendangkalan sungai
yang terjadi di DAS Kedung dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi dari
percepatan pendangkalan DAS ini.
|
C. RUANG LINGKUP KAJIAN
Ruang
lingkup kajian yang dibahas dalam analisis ini adalah pendangkalan sungai di
DAS Kedung, tepatnya di perbatasan Desa Dasri dan Desa Gambiran. Pemilihan ini
didasarkan pada tingkat pendangkalan yang cukup parah, karena pada daerah ini
dulu kedalaman sungai mencapai 1,5-2 meter, namun pada saat ini tidak lebih
dari 1 meter.
BAB II
DASAR
TEORI
|
A. HAKIKAT SUNGAI
”Sungai adalah permukaan air yang
mengalir mengikuti bentuk salurannya.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai).
Menurut
Wikipedia.org sungai melakukan tiga aktivitas, yaitu:
a. Erosi
Erosi
adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai. Erosi yang dilakukan oleh
air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
· Quarrying, yaitu pendongkelan batuan
yang dilaluinya.
· Abrasi, yaitu penggerusan terhadap
batuan yang dilewatinya.
· Scouring adalah penggerusan dasar
sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada
meander.
· Korosi adalah terjadinya reaksi
terhadap batuan yang dilaluinya.
Intensitas
erosi pada suatu sungai berbanding lurus dengan kecepatan aliran sungai
tersebut. Erosi akan lebih efektif bila media yang bersangkutan mengangkut
bermacam-macam material. Erosi memiliki tujuan akhir meratakan sehingga
mendekati ultimate base level.
b. Transportasi
Transportasi
adalah terangkutnya material hasil erosi, dengan cara terbawa dalam larutan,
melompat, menggelinding. Transportasi mengangkut material oleh suatu tubuh air
yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai
efek dari gaya
gravitasi.
Dalam
membahas transportasi sungai dikenal istilah:
· stream capacity: jumlah beban
maksimum yang mampu diangkat oleh aliran sungai
· stream competance: ukuran maksimum
beban yang mampu diangkut oleh aliran sungai.Sungai mengangkut material hasil
erosinya secara umum melalui dua mekanisme, yaitu mekanisme bed load dan
suspended load. Mekanisme bed load: pada proses material-material tersebut
terangkut sepanjang dasar sungai, dibedakan menjadi beberapa cara, antara lain:
v Traction: material yang diangkut
terseret di dasar sungai.
v Rolling: material terangkut dengan
cara menggelinding di dasar sungai.
v Saltation: material terangkut dengan
cara menggelinding pada dasar sungai.
Mekanisme suspended load:
material-material terangkut dengan cara melayang dalam tubuh sungai, dibedakan
menjadi:
v Suspension: material diangkut secara
melayang dan bercampur dengan air sehingga menyebabkan sungai menjadi keruh.
v Solution: material terangkut, larut
dalam air dan membentuk larutan kimia.
c. Deposisi
Deposisi
adalah proses sedimentasi yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang,
maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru
kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang diendapkan
berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah
hillir ukuran butir material yang diendapkan semakin halus.
B. HAKIKAT SAMPAH
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun
2008 tentang sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam.
Sampah
merupakan material
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi
karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan
maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
C. HAKIKAT
PENDANGKALAN SUNGAI
Pendangkalan
sungai dapat terjadi karena terjadinya pengendapan partikel padatan yang
terbawa oleh arus sungai misal di kelokan sungai, waduk atau dam, atau di muara
sungai. Partikel ini bisa berupa padatan besar seperti sampah, ranting tanaman
atau sampah lainnya, tetapi yang terutama adalah karena partikel tanah akibat
erosi yang berlebihan di daerah hulu sungai. Air hujan akan membawa dan
menggerus tanah subur di permukaan dan melarutkannya untuk terbawa ke sungai,
partikel tanah inilah yang akan menyebabkan proses pendangkalan ini.
Pendangkalan
sungai ini jelas mengurangi kemampuan sungai untuk menampung air, akhirnya air
dari badan sungai meluap ke daratan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian yang diklasifikasikan berdasarkan tujuannya, yakni penelitian
identifikasi masalah (problem
identification).
Dalam menyelesaikan
penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1 Mencari Ide atau Gagasan Penelitian
Ide atau gagasan penelitian muncul karena melihat keadaan
yang mengkhawatirkan dari Sungai Kedung.
2 Melakukan Studi Literatur
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi
pendahuluan yang dilakukan dengan mencari informasi dan referensi yang terkait
untuk mendukung penelitian
3 Menentukan Ruang Lingkup Kajian
Setelah melakukan studi literatur maka menentukan ruang
lingkup kajian.
4 Menentukan Tujuan Penelitian
Menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan
penelitian agar tidak menyimpang dari
permasalahan yang telah rumuskan.
5 Melakukan Pengambilan Data
Langkah yang selanjutnya adalah pengambilan data. Data
diambil dengan cara obesrvasi atau mendatangi lokasi secara langsung.
6 Menganalisis Data
Data yang telah dikumpulkan diolah lebih lanjut disajikan
dalam bentuk tabel, kemudian diinterpretasikan.
7 Merumuskan Simpulan
Hasil analisis data akan memberikan kesimpulan penelitian
yang merupakan kegiatan akhir penelitian
B. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Sungai Kedung
yang terletak di Desa Dasri Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data dari observasi
langsung pada objek yang kemudian dimasukkan dalam sebuah tabel dan dijelaskan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Langkah-langkah
yang digunakan dalam mengungkapkan
hasil analisis ini adalah
dengan mencatatnya dalam tabel. Data diambil
dengan cara mendatangi lokasi secara langsung.
Tabel 4.1
Hasil
Analisis pada Objek
NO
|
KAJIAN
|
LOKASI
|
GEJALA
|
DAMPAK
|
FOTO
|
1.
|
Pendangkalan
sungai
|
Tepi
sungai
|
Pembuangan
sampah sembarangan
|
Sampah
masuk ke dalam sungai dan mempercepat pendangkalan sungai
|
|
2.
|
Pendangkalan
sungai
|
Tepi
sungai
|
Pembuangan
sampah/limbah peternakan
|
Limbah
peternakan terangkut oleh air dan diendapkan di tepi sungai
|
|
B. PEMBAHASAN
DAS Kedung mempunyai peran yang sangat
penting bagi aktivitas masyarakat di Desa Dasri. Sebagai sumber kebutuhan air
untuk sektor irigasi, air bersih, dan juga berfungsi besar untuk mencuci. Namun
peran dan potensi yang cukup besar dari DAS Kedung tersebut belum di dukung
oleh upaya-upaya pelestarian yang optimal dari masyarakat dan pemerintah untuk
menjaga daerah aliran sungai di Kedung tersebut.
Terjadinya kerusakan lingkungan di
daerah aliran sungai Kedung, terutama di daerah tengah sungai Kedung di
akibatkan oleh dua faktor penyebab.
Faktor yang pertama adalah pembuangan
sampah plastik di sekitar Sungai Kedung, telah mengakibatkan masuknya tumpukan
sampah buangan di sungai Kedung yang telah mengendap dan mengakibatkan pendangkalan
di sungai Kedung.
Gambar 4.1
Sampah di sekitar Sungai Kedung
Faktor yang kedua adalah pembuangan
limbah peternakan yang kemudian diangkut oleh aliran sungai dan kemudian
mengendap di tepian sungai. Ini juga menjadi menyebabkan pendangkalan sungai
Seperti pada gambardi bawah ini, endapan limbah masih jelas terlihat, meski
peternakan sudah lama ditutup.
Gambar 4.2
Endapan Limbah
Peternakan yang Sudah Bertahun-Tahun
FSungai Kedung yang tidak pernah
dikeruk tersebut mengalami pendangkalan yang cukup parah di sejumlah wilayah
daerah aliran sungai (DAS) dan banyaknya sampah plastik disekitarnya sehingga
selalu meluap dan menggenangi jalan raya.
Tingkat pencemaran dan pendangkalan
(pengendapan) Sungai Kedung saat ini mencapai tahap agak mengkhawatirkan. Sampah-sampah
yang menumpuk di DAS sungai Kedung membuat bau yang sanga busuk ketika kita
mendekat ke sungai Kedung, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.
Air yang meluap ke jalan ketika terjadi
hujan akibat buruknya kebijakan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kedung
selama ini. Yang telah mengakibatkan banyak akibat dan kerugian yang diderita
masyarakat sekitar sungai Kedung.
BAB
V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAS Kedung mempunyai peran yang
sangat penting bagi aktivitas masyarakat di Desa Dasri. Namun, akibat dari
pengelolaan yang salah, sungai ini mengalami pendangkalan yang cukup
mengkhawatirkan. Pendangkalan sangat jelas terlihat pada bagian sungai yang
dijadikan objek penelitian. Beberapa tahun yang lalu kedalaman bagian sungai
ini sekitar 1,5-2 meter, setelah terjadinya pendangkalan kedalaman hanya berkisar
1 meter.
Faktor yang mempengaruhi
pendangkalan ini adalah pembuangan sampah oleh masyarakat secara sembarangan.
Selain itu, pembuangan limbah peternakan juga memperparah keadaan.
B. SARAN
Dari
hasil analisis dilakukan, maka ada beberapa saran untuk masyarakat dan
pemerintah desa:
1. Bagi pemerintah desa seharusnya membangun
tempat sampah agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.
2. Melakukan pengerukan sungai secara berkala,
agar pada waktu hujan sungai mampu menampung air dan tidak mengalami peluapan
sampai di jalan raya.
3. Masyarakat seharusnya memiliki kesadaran
karena sungai ini menjadi bagian yang penting untuk mendukung aktivitas
masyarakat itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Alfandi,
Widoyo. 2010. Epistimologi Geografi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Astuti,
Dwi. 2009. Sampah Turut Sebabkan
Pendangkalan Sungai. Artikel. (online). (http://bataviase.co.id/node/250070,
diakses 13 Desember 2010).
Iqmal.
2010. Pendangkalan Sungai. Artikel.
(online). (http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100609060940AA5pdyh,
diakses 13 Desember 2010).
Leo,
Josua. 2010. Analisis Kasus Sedimentasi
Sungai Citarum. Artikel. (online). (http://joeshhhh.wordpress.com/2010/04/Analisis
Kasus Sedimentasi di Sungai Citarum « Joeshhh's Blog.htm, diakses
13 Desember 2010).
Wikipedia.
2010. Sungai. Artikel. (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/sungai, diakses 18 Desember 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar