Sabtu, 24 Maret 2012

PENAMBANGAN PASIR SUNGAI BRANTAS DI KECAMATAN PLOSO, KABUPATEN JOMBANG


BAB I
PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG
Sungai merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Makhluk hidup atau lebih khususnya manusia menggunakan sungai untuk bermacam-macam aktivitas yang mendukung kehidupannya, yaitu: sumber air minum, mandi, mencuci, transportasi, dll. Akan tetapi, sungai juga mampu memberikan dampak yang negatif apabila manusia tidak mampu menjaga dan merawat sungai sebagaimana layaknya.
Kali Kedung merupakan salah satu sungai yang mengalir di Desa Dasri Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi. Sungai ini telah banyak membantu masyarakat desa untuk melakukan segala macam aktivitas yang berhubungan dengan sungai. Namun, beberapa tahun terakhir sungai ini telah mengalami pendangkalan, sehingga cukup mengganggu aktivitas penduduk. Salah satu dari damapak pendangkalan adalah ketika turun hujan hujan yang lebat, maka debit air sungai sampai meluap menggenangi jalan-jalan di sekitarnya. Meski tidak sampai menggenangi rumah warga, luapan air sungai ini cukup mengganggu lalu lintas di desa ini.
Oleh karena itu, untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pendangkalan ini terjadi maka perlu dilakukan suatu analisis pada DAS yang dijadikan penelitian. Sehingga dapat dijadikan bahan masukan kepada pemerintah desa untuk turut serta menanggulangi semua kerusakan-kerusakan yang terjadi di sungai ini.

B.  TUJUAN
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui penyebab dari pendangkalan sungai yang terjadi di DAS Kedung dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi dari percepatan pendangkalan DAS ini.

1
 
 

C.  RUANG LINGKUP KAJIAN
Ruang lingkup kajian yang dibahas dalam analisis ini adalah pendangkalan sungai di DAS Kedung, tepatnya di perbatasan Desa Dasri dan Desa Gambiran. Pemilihan ini didasarkan pada tingkat pendangkalan yang cukup parah, karena pada daerah ini dulu kedalaman sungai mencapai 1,5-2 meter, namun pada saat ini tidak lebih dari 1 meter.



BAB II
DASAR TEORI

3
 
 

A.  HAKIKAT SUNGAI
”Sungai adalah permukaan air yang mengalir mengikuti bentuk salurannya.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai).
Menurut Wikipedia.org sungai melakukan tiga aktivitas, yaitu:
a.    Erosi
Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai. Erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
·      Quarrying, yaitu pendongkelan batuan yang dilaluinya.
·      Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.
·      Scouring adalah penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada meander.
·      Korosi adalah terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
Intensitas erosi pada suatu sungai berbanding lurus dengan kecepatan aliran sungai tersebut. Erosi akan lebih efektif bila media yang bersangkutan mengangkut bermacam-macam material. Erosi memiliki tujuan akhir meratakan sehingga mendekati ultimate base level.
b.    Transportasi
Transportasi adalah terangkutnya material hasil erosi, dengan cara terbawa dalam larutan, melompat, menggelinding. Transportasi mengangkut material oleh suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasi.
Dalam membahas transportasi sungai dikenal istilah:
·      stream capacity: jumlah beban maksimum yang mampu diangkat oleh aliran sungai
·      stream competance: ukuran maksimum beban yang mampu diangkut oleh aliran sungai.Sungai mengangkut material hasil erosinya secara umum melalui dua mekanisme, yaitu mekanisme bed load dan suspended load. Mekanisme bed load: pada proses material-material tersebut terangkut sepanjang dasar sungai, dibedakan menjadi beberapa cara, antara lain:
v   Traction: material yang diangkut terseret di dasar sungai.
v   Rolling: material terangkut dengan cara menggelinding di dasar sungai.
v   Saltation: material terangkut dengan cara menggelinding pada dasar sungai.
Mekanisme suspended load: material-material terangkut dengan cara melayang dalam tubuh sungai, dibedakan menjadi:
v   Suspension: material diangkut secara melayang dan bercampur dengan air sehingga menyebabkan sungai menjadi keruh.
v   Solution: material terangkut, larut dalam air dan membentuk larutan kimia.
c.    Deposisi
Deposisi adalah proses sedimentasi yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah hillir ukuran butir material yang diendapkan semakin halus.

B.  HAKIKAT SAMPAH
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

C.  HAKIKAT PENDANGKALAN SUNGAI
Pendangkalan sungai dapat terjadi karena terjadinya pengendapan partikel padatan yang terbawa oleh arus sungai misal di kelokan sungai, waduk atau dam, atau di muara sungai. Partikel ini bisa berupa padatan besar seperti sampah, ranting tanaman atau sampah lainnya, tetapi yang terutama adalah karena partikel tanah akibat erosi yang berlebihan di daerah hulu sungai. Air hujan akan membawa dan menggerus tanah subur di permukaan dan melarutkannya untuk terbawa ke sungai, partikel tanah inilah yang akan menyebabkan proses pendangkalan ini.
Pendangkalan sungai ini jelas mengurangi kemampuan sungai untuk menampung air, akhirnya air dari badan sungai meluap ke daratan.

BAB III
METODE PENELITIAN


A.  Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang diklasifikasikan berdasarkan tujuannya, yakni penelitian identifikasi masalah (problem identification).
Dalam menyelesaikan penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1    Mencari Ide atau Gagasan Penelitian
Ide atau gagasan penelitian muncul karena melihat keadaan yang mengkhawatirkan dari Sungai Kedung.
2    Melakukan Studi Literatur
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan yang dilakukan dengan mencari informasi dan referensi yang terkait untuk mendukung penelitian
3    Menentukan Ruang Lingkup Kajian
Setelah melakukan studi literatur maka menentukan ruang lingkup kajian.
4    Menentukan Tujuan Penelitian
Menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan penelitian agar tidak menyimpang  dari permasalahan yang telah rumuskan.
5    Melakukan Pengambilan Data
Langkah yang selanjutnya adalah pengambilan data. Data diambil dengan cara obesrvasi atau mendatangi lokasi secara langsung.
6    Menganalisis Data
Data yang telah dikumpulkan diolah lebih lanjut disajikan dalam bentuk tabel, kemudian diinterpretasikan.
7    Merumuskan Simpulan
Hasil analisis data akan memberikan kesimpulan penelitian yang merupakan kegiatan akhir penelitian

B.  Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Sungai Kedung yang terletak di Desa Dasri Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.

C.  Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari observasi langsung pada objek yang kemudian dimasukkan dalam sebuah tabel dan dijelaskan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.  HASIL
Langkah-langkah yang digunakan dalam mengungkapkan hasil analisis ini adalah dengan mencatatnya dalam tabel. Data diambil dengan cara mendatangi lokasi secara langsung.

Tabel 4.1
Hasil Analisis pada Objek
NO
KAJIAN
LOKASI
GEJALA
DAMPAK
FOTO
1.
Pendangkalan sungai
Tepi sungai
Pembuangan sampah sembarangan
Sampah masuk ke dalam sungai dan mempercepat pendangkalan sungai


2.
Pendangkalan sungai
Tepi sungai
Pembuangan sampah/limbah peternakan
Limbah peternakan terangkut oleh air dan diendapkan di tepi sungai




B.  PEMBAHASAN
DAS Kedung mempunyai peran yang sangat penting bagi aktivitas masyarakat di Desa Dasri. Sebagai sumber kebutuhan air untuk sektor irigasi, air bersih, dan juga berfungsi besar untuk mencuci. Namun peran dan potensi yang cukup besar dari DAS Kedung tersebut belum di dukung oleh upaya-upaya pelestarian yang optimal dari masyarakat dan pemerintah untuk menjaga daerah aliran sungai di Kedung tersebut.
Terjadinya kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai Kedung, terutama di daerah tengah sungai Kedung di akibatkan oleh dua faktor penyebab.
Faktor yang pertama adalah pembuangan sampah plastik di sekitar Sungai Kedung, telah mengakibatkan masuknya tumpukan sampah buangan di sungai Kedung yang telah mengendap dan mengakibatkan pendangkalan di sungai Kedung.
Gambar 4.1
Sampah di sekitar Sungai Kedung

Faktor yang kedua adalah pembuangan limbah peternakan yang kemudian diangkut oleh aliran sungai dan kemudian mengendap di tepian sungai. Ini juga menjadi menyebabkan pendangkalan sungai Seperti pada gambardi bawah ini, endapan limbah masih jelas terlihat, meski peternakan sudah lama ditutup.
Gambar 4.2
 Endapan Limbah Peternakan yang Sudah Bertahun-Tahun

FSungai Kedung yang tidak pernah dikeruk tersebut mengalami pendangkalan yang cukup parah di sejumlah wilayah daerah aliran sungai (DAS) dan banyaknya sampah plastik disekitarnya sehingga selalu meluap dan menggenangi jalan raya.
Tingkat pencemaran dan pendangkalan (pengendapan) Sungai Kedung saat ini mencapai tahap agak mengkhawatirkan. Sampah-sampah yang menumpuk di DAS sungai Kedung membuat bau yang sanga busuk ketika kita mendekat ke sungai Kedung, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.
Air yang meluap ke jalan ketika terjadi hujan akibat buruknya kebijakan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kedung selama ini. Yang telah mengakibatkan banyak akibat dan kerugian yang diderita masyarakat sekitar sungai Kedung.

BAB V
PENUTUP


A.  KESIMPULAN
DAS Kedung mempunyai peran yang sangat penting bagi aktivitas masyarakat di Desa Dasri. Namun, akibat dari pengelolaan yang salah, sungai ini mengalami pendangkalan yang cukup mengkhawatirkan. Pendangkalan sangat jelas terlihat pada bagian sungai yang dijadikan objek penelitian. Beberapa tahun yang lalu kedalaman bagian sungai ini sekitar 1,5-2 meter, setelah terjadinya pendangkalan kedalaman hanya berkisar 1 meter.
Faktor yang mempengaruhi pendangkalan ini adalah pembuangan sampah oleh masyarakat secara sembarangan. Selain itu, pembuangan limbah peternakan juga memperparah keadaan.

B.  SARAN
Dari hasil analisis dilakukan, maka ada beberapa saran untuk masyarakat dan pemerintah desa:
1.  Bagi pemerintah desa seharusnya membangun tempat sampah agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.
2.  Melakukan pengerukan sungai secara berkala, agar pada waktu hujan sungai mampu menampung air dan tidak mengalami peluapan sampai di jalan raya.
3.  Masyarakat seharusnya memiliki kesadaran karena sungai ini menjadi bagian yang penting untuk mendukung aktivitas masyarakat itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA


Alfandi, Widoyo. 2010. Epistimologi Geografi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Astuti, Dwi. 2009. Sampah Turut Sebabkan Pendangkalan Sungai. Artikel. (online). (http://bataviase.co.id/node/250070, diakses 13 Desember 2010).

Iqmal. 2010. Pendangkalan Sungai. Artikel. (online). (http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100609060940AA5pdyh, diakses 13 Desember 2010).

Leo, Josua. 2010. Analisis Kasus Sedimentasi Sungai Citarum. Artikel. (online). (http://joeshhhh.wordpress.com/2010/04/Analisis Kasus Sedimentasi di Sungai Citarum « Joeshhh's Blog.htm, diakses 13 Desember 2010).

Wikipedia. 2010. Sungai. Artikel. (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/sungai, diakses 18 Desember 2010)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar